SIAK (Top melayu.com)
Kepolisian Daerah (Polda) Riau terus mendalami kasus pembakaran dan perusakan sejumlah fasilitas milik PT Surya Subur Lestari (SSL) di Desa Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak. Dari 13 orang yang diamankan dalam insiden tersebut, satu di antaranya diketahui masih di bawah umur.
"Terjadi kasus pembakaran, penjarahan, dan perusakan yang terjadi di PT SSL. Dari tiga belas orang yang kami amankan, satu di antaranya adalah anak berusia 15 tahun," ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Riau, Kombes Asep Darmawan, dalam tayangan Podcast Ngopi Yuk Bidhumas Polda Riau.
Kombes Asep menjelaskan, remaja tersebut diduga menjadi pelaku awal yang memulai aksi kerusuhan. Ia diketahui mengoperasikan alat berat milik vendor perusahaan untuk merusak fasilitas PT SSL.
"Pelaku anak ini yang pertama naik ke alat berat. Ia menggunakan ekskavator untuk merobohkan pohon dan membalikkan kendaraan. Ini menunjukkan adanya peran aktif dalam perusakan," jelas Asep saat dikonfirmasi secara terpisah.
Karena berstatus anak di bawah umur, penanganan hukum terhadap pelaku dilakukan dengan pendekatan diversi, sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
"Kita sudah terapkan diversi, melibatkan para pemangku kepentingan. Karena dia masih anak-anak, ada perlakuan hukum khusus yang harus kita patuhi," tambah Asep.
Sementara itu, 12 tersangka lainnya yang telah cukup umur ditahan di Mapolda Riau dan akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
Kerusuhan di PT SSL diduga dipicu oleh konflik lahan antara masyarakat dengan pihak perusahaan. Kapolres Siak, AKBP Eka Ariandy Putra, menjelaskan bahwa perselisihan sudah berlangsung cukup lama dan berkaitan dengan klaim kepemilikan lahan konsesi.
"Masyarakat menduduki lahan konsesi yang menurut PT SSL merupakan bagian dari Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu – Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) mereka. Di atas lahan itu, masyarakat menanam kelapa sawit. Pihak perusahaan keberatan," ujar Eka kepada wartawan.
Situasi memanas setelah pihak perusahaan disebut tidak hadir dalam mediasi yang dijadwalkan pagi hari, Rabu (11/6). Ketiadaan tersebut memicu emosi massa yang kemudian melakukan perusakan dan pembakaran fasilitas milik PT SSL.
Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kerugian materiil cukup besar. Hingga kini, aparat kepolisian masih melakukan penjagaan di lokasi guna mengantisipasi potensi konflik lanjutan, seperti yang dilansir dari detik.
Posting Komentar